Intense Debate Comments

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 19 Agustus 2011

Ta'aruf

Ruangan itu hanya disekat dengan pembatas seadanya. Kain panjang bak gorden memisahkan mereka. Si akhwat nan cantik dan lembut di sisi satunya, dan sang ikhwan yang bersahaja di sisi yang lain.

Ta’aruf pertama
Ikhwan : Assalamualaikum…
Akhwat : Waalaikum salam…
Ikhwan : Boleh tahu nama lengkapnya?
Akhwat : Saya Nuruliyah Hemawati
Ikhwan : Saya Abidin Zaelani, biasa dipanggil Abid.
Akhwat : Panggil saya, Nurul saja…
Ikhwan : Usia Nurul berapa ya? Kalau saya 25 Tahun, bekerja sebagai guru SMP Negeri.
Akhwat : Saya 22 Tahun, bekerja sebagai salah satu staff di TK.
Ikhwan : Boleh tahu kriteria suami yang diinginkan?
…..
Dan pembicaraan pun berlanjut seputar masalah tersebut, saling bergantian menanyakan dan mendengarkan alasan masing-masing.

Sang perantara : Ok. Sepertinya sudah tidak ada lagi yang ingin ditanyakan. Kalau begitu, acara disudahi sampai disini. Silahkan melaksanakan sholat istiqarah untuk meminta petunjuk.
Acarapun selesai. Ikhwan pulang melalui pintu yang berbeda dengan si Akhwat.

Ta’aruf kedua
Setelah melaksanakan sholat istiqarah, sepertinya kedua belah pihak mendapatkan kemantapan untuk melanjutkan pada tahap yang selanjutnya, yaitu Nadhor.
Tabir pembatas ruangan antara mereka berdua akan disingkap. Untuk memberi waktu kepada kedua belah pihak melihat wajah masing-masing.

Detik-detik yang menegangkan…
Tabir pun dibuka secara perlahan. Ikhwan dan Akhwat saling bertatapan sesaat, sementara sang perantara menghitung sampai dengan hitungan ke 5, dengan jarak hitungan sekitar satu detik. Dan tabirpun ditutup kembali.

Terlalu cepat? Tentu saja tidak… karena jika terlalu lama, dikhawatirkan pandangan yang kesekian adalah nafsu.

Ta’aruf ketiga
Sang Ikhwan berkunjung ke rumah pihak perempuan untuk berkenalan dengan keluarganya. Dan sang Akhwat hanya bisa mendengarkan pembicaraan sang Ikhwan dari ruangan lain. Mendengarkan setiap pertanyaan orang tuannya yang dijawab dengan penuh sopan oleh sang Ikhwan.

Ta’aruf ke empat
Khitbah. Atau lamaran. Sang Ikhwan sekeluarga datang ke rumah Si Akhwat dengan membawa buah tangan sepantasnya seorang laki-laki melamar perempuan.

Dan tanggal pernikahanpun telah ditentukan.
Mereka berdua tinggal menunggu acara walimahan yang akan menandakan sahnya hubungan mereka berdua sebagai sepasang suami-istri.

Semua proses tersebut hanya ditempuh dalam waktu yang tidak lebih dari dua bulan, dimana dalam setiap jeda selalu diselipi dengan sholat istiqarah untuk memantapkan langkah menuju ke jenjang selanjutnya.

Tak ada keraguan sedkitpun tergambar dalam wajah masing-masing dari mereka. Memutuskan menikah untuk menyempurnakan ibadah dengan orang yang hanya dikenal dalam tempo sesaat, dijalani dengan penuh keiklasan dan keyakinan tentang sebuah niat baik yang akan berakhir dengan baik pula.

Perjodohan yang indah…
Teman : Kamu mau juga Ta’aruf? Kebetulan ada seorang Ikhwan yang bla..bla..bla…
Temannya Teman : Hah? Aku… uhm… anu… *bingung harus menjawab apa*

Moral cerita : Tidak ada yang menakutkan untuk dijalani sepanjang dilandasi dengan niatan baik.

Salam,

Ps : semua nama diatas bukanlah nama sebenarnya.

Zainab, Kisah Cinta Sang Putri Nabi

Zainab binti Muhammad radhiallahu 'anha merupakan putri tertua Nabi. Ia buah pernikahan Nabi dengan Bunda Khadijah radhiallahu 'anha.

Zainab kecil sudah dilatih Khadijah untuk mengasuh Fathimah Az Zahra radhiallahu 'anha. Zainab merupakan mutiara bagi suaminya, Abul Ash ibn Rabi’. Sosoknya merupakan cermin seorang istri yang begitu setia dalam berkhidmat bagi suaminya.

Ketika Zainab menyampaikan bahwa ayahnya mendapat wahyu kenabian, Abul Ash mengingkarinya. Abul Ash mengakui bahwa Muhammad, ayah mertuanya, merupakan orang yang tidak pantas diingkari, tetapi alasan nenek moyangnya lebih ia utamakan untuk menolak risalah kenabian.

Pada perang Badar, Abul Ash ikut berperang di barisan kaum musyrikin memerangi ayah mertuanya sendiri. Bayangkan betapa galau hati Zainab saat itu. Ia harap-harap cemas keselamatan ayahnya. Pada saat yang sama, ia juga gundah dengan nyawa sang suami yang memerangi ayahnya. Akhirnya datanglah kabar 70 orang musyrikin tertawan, Abul Ash salah satunya.

Dan siapa yang menebusnya? Zainab sang istri. Demikianlah bakti Zainab pada suaminya.

Dari Makkah, Zainab mengirim sejumlah harta tebusan dan sebuah kalung dari batu Onyx Zafar. Ini kalung yang tak biasa. Kalung itu merupakan hadiah pernikahan dari sang ibunda, Khadijah.

Ketika Nabi melihat kalung itu, ingatannya melayang ke cinta sejatinya, Khadijah. Nabi berseru pada kaum muslimin, jika mereka setuju Nabi meminta Abul Ash dibebaskan dan kalung itu dikembalikan ke Zainab.

Kembalinya Abul Ash dalam dekapan Zainab ternyata juga membawa kabar dari Nabi bahwa iman telah memisahkan mereka. Iman telah menjadi batas hubungan suami istri itu. Zainab diminta berhijrah ke Madinah oleh Nabi.

Kala itu Zainab sedang mengandung buah cinta dengan Abul Ash dan kelak ia keguguran ketika jatuh dari untanya. Keduanya, Zainab dan Abul Ash, berpisah dengan gerimis air mata. Demikianlah bakti Zainab pada agamanya.

Beberapa waktu sebelum Fathul Makkah, Abul Ash memimpin kafilah dagang dari Syam. Lagi-lagi, seluruh hartanya disita kaum muslimin. Ketika malam merayap, Abul Ash diam-diam menemui Zainab di Madinah dan meminta Zainab untuk memberi perlindungan. Zainab menyanggupi. Zainab berseru di balik dinding ketika Rasul dan kaum muslimin berdiri shalat Subuh. “Wahai kaum muslimin, Abul Ash berada dalam perlindungan Zainab”.

Abul Ash dan hartanya selamat. Inilah titik balik itu. Sepulang ke Makkah dan menunaikan amanat orang-orang Quraisy, Abul Ash berseru dan berikrar syahadat.

Abul Ash menyusul belahan jiwanya, Zainab, ke Madinah. Setelah 6 tahun berpisah karena iman yang beda, Abul Ash dan Zainab kembali bersatu cintanya. Cinta Zainab akhirnya tergenapkan. Kerinduannya akan iman di dada suaminya terpenuhi. Dan tak lama berselang, setahun kemudian wafatlah Bunda Zainab.

Cinta Abul Ash menyebabkan tangisannya begitu menyayat sehingga orang yang mendengarnya juga ikut menangis. Usai dimandikan, Nabi bersabda, “Kafanilah ia dengan kain ini”.

Dalam perjalanan ke Syam, Abul Ash mengenang, ''Puteri Al-Amiin, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan dan setiap suami akan memuji sesuai dengan yang diketahuinya.''

Demikianlah ridha suami dibawa serta oleh Zainab. Inilah Zainab radhiallahu 'anha, putri pemimpin para Nabi.

Warungboto, Yogyakarta, 15 Ramadhan 1432/15 Agt 2011

Oleh Rachmad Resmiyanto

Tidak Ada yang bisa kita rubah, sebelum kita merubah diri sendiri


"Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini, lalu aku putuskan untuk mengubah negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku. Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri.
Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini."

Tidak ada yang bisa kita ubah sebelum kita mengubah diri sendiri. Tak bisa kita mengubah diri sendiri sebelum mengenal diri sendiri. Takkan kenal pada diri sendiri sebelum mampu menerima diri ini apa adanya.

Motivasi Lucu yang Menyadarkan Kita

1. Ada dua orang, bapak dan anaknya melihat sebuah mobil impor yang sangat mewah. Dengan nada yang tidak pantas si anak berkata kepada ayahnya, “Orang yang duduk dalam mobil jenis ini, pastilah orang yang berpengetahuan sangat minim!” Ayahnya lalu mejawab secara sepintas lalu, “Orang yang mengucapkan kata-kata semacam ini, dalam sakunya pasti tidak ada duit!”
Bagaimana pandangan Anda mengenai masalah ini, apakah juga mencerminkan sikap sebenarnya dalam hati Anda?

2. Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk dan piring, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu. Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, “Pasti ibu yang memecahkan piring itu.”

“Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah.

“Karena tak terdengar suara dia memarahi orang lain.”
Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang berbeda melihat orang lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali kita menuntut orang lain dengan serius, tetapi memperlakukan diri sendiri dengan penuh toleran.

3. Ada dua grup pariwisata yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang. Kondisi jalannya sangat buruk, sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah satu pemandu berulang-ulang mengatakan keadaan jalannya persis seperti orang yang jerawatan.

Sedangkan pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya dengan nada puitis, “Yang kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama di Yi Do yang bernama jalan berdekik yang mempesona.”
Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula. Pikiran adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, bagaimana berpikir, keputusan berada di tangan Anda.

4. Murid kelas 3 SD yang sama, mereka memiliki cita-cita yang sama pula yaitu menjadi badut. Guru dari Tiongkok pasti mencela, “Tidak mempunyai cita-cita yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!”

Sedangkan guru dari Barat akan bilang, “Semoga Anda membawakan kecerian bagi seluruh dunia!”
 
Kita sebagai angkatan tua, bukan hanya lebih banyak menuntut daripada memberi semangat, malahan sering membatasi definisi keberhasilan dengan arti yang sempit.

5. Istri sedang memasak di dapur. Suami yang berada di sampingnya mengoceh tak berkesudahan, “Pelan sedikit, hati-hati! Apinya terlalu besar. Ikannya cepat dibalik, minyaknya terlalu banyak!”

Istrinya secara spontan menjawab, “Saya mengerti bagaimana cara memasak sayur.”

Suaminya dengan tenang menjawab, “Saya hanya ingin dirimu mengerti bagaimana perasaan saya … saat saya sedang mengemudikan mobil, engkau yang berada disamping mengoceh tak ada hentinya.”
Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu tidak sulit, asalkan Anda mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan orang lain melihat suatu masalah.

6. Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang.

Seorang penumpang menjengukkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!”

“Saya harus mengejar dia…” Dengan nafas tersenggal-senggal dia menjawab, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”
Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis! Namun juga dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.

7. Si A : “Tetangga yang baru pindah itu sungguh jahat, kemarin tengah malam dia datang ke rumah saya dan terus menerus menekan bel di rumah saya.”

Si B : “Memang sungguh jahat! Adakah Anda segera melapor polisi?”

Si A : “Tidak. Saya menganggap mereka orang gila, yang terus menerus meniup terompet kecil saya.”
Semua kejadian pasti ada sebabnya, jika sebelumnya kita bisa melihat kekurangan kita sendiri, maka jawabannya pasti berbeda.

8. Zhang San sedang mengemudikan mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika dengan santai menikmati pemandangan yang indah, mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang.

Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras, “Babi!”

Mendengar suara ini Zhang San menjadi emosi, dia juga membuka jendela memaki, “Kamu sendiri yang babi!”

Baru saja selesai memaki, dia telah bertabrakan dengan gerombolan babi yang sedang menyeberangi jalan.
Jangan salah tafsir maksud kebaikan dari orang lain, hal tersebut akan menyebabkan kerugian Anda, juga membuat orang lain terhina.

9. Seorang bocah kecil bertanya kepada ayahnya, “Apakah menjadi seorang ayah akan selalu mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?”

Ayahnya menjawab, “Sudah tentu!”

“Siapa yang menemukan listrik?”

“Edison.”

“Kalau begitu mengapa bukan ayah Edison yang menemukan listrik?”
Pakar acapkali adalah kerangka kosong yang tidak teruji, lebih-lebih pada zaman pluralis terbuka sekarang ini.

10. Ketika mandi Toto kurang hati-hati telah menelan sebongkah kecil sabun, ibunya dengan gugup menelpon dokter rumah tangga minta pertolongan.

Dokter berkata, “Sekarang ini saya masih ada beberapa pasien, mungkin setengah jam kemudian saya baru bisa datang ke sana.”

Ibu Toto bertanya, “Sebelum Anda datang, apa yang harus saya lakukan?”

Dokter itu menjawab, “Berikan Toto secangkir air putih untuk diminum, kemudian melompat-lompat sekuat tenaga, maka Anda bisa menyuruh Toto meniupkan gelembung busa dari mulut untuk menghabiskan waktu.”
Jika peristiwa sudah terjadi, mengapa tidak dihadapi dengan tenang dan yakin. Dari pada khawatir lebih baik berlega, dari pada gelisah lebih baik tenang.

11. Sebuah gembok yang sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya.

Kuncinya datang, badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci, hanya diputar dengan ringan, ‘plak’ gembok besar itu sudah terbuka.
Hati dari setiap insan, persis seperti pintu besar yang telah terkunci, walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak akan bisa membukanya. Hanya dengan mencurahkan perhatian, Anda baru bisa merubah diri menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuk ke dalam sanubari orang lain.
sumber

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More