Intense Debate Comments

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 27 April 2011

KITA TEMUKAN HARI TUA BERSAMA


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Sayang....... Aku ingin akulah yang pertama menemukan uban di antara helai-helai rambutmu dan menggaruknya ketika engkau mengeluh kulit kepalamu tiba-tiba menjadi lebih gatal dari... biasanya. Dan ketika helai-helai itu semakin bertambah dengan suka cita aku akan menyisirinya, tak perlu meminta pewarna rambut. Sayang, rambut kelabumu kan tampak seksi di mataku. 

Tak perlu khawatir....... Aku siap mencarikan kacamatamu ketika kamu lupa tempat menaruhnya. Atau akan kubuatkan sebuah kotak segala ada, tempat engkau dapat menaruh semua barang dan perkakasmu sesukanya. Ketika malam-malam dingin dan rasa ingin pipis tak tertahan lagi, jangan ragu untuk membangunkanku. 

Sayang..... ini tanganku di sampingmu jangan ragu jadikan tanganku sebagai peganganmu. Sayang....... Aku tidak menginginkan yang muluk-muluk. Aku ingin mendampingi masa tuamu, aku ingin tua di sampingmu, bersamamu. Sehat, sehatlah sayang....... Agar engkau juga sempat meraba kepalaku yang ditumbuhi uban, agar sempat aku memamerkan gigiku yang mulai tanggal. Sehat, sehatlah sayang....... Agar ketika kita tua, kita masih sanggup menemani anak cucu kita bermain bersama. Atau sekedar mengunjungi mereka saat hari libur tiba. 

Kupikir lebih baik kita saja yang mengunjungi mereka sambil membawakan makanan kesukaan mereka. Mungkin nanti anak cucu kita akan lebih sibuk dari hari-hari sibuk yang kita jalani sekarang. Kita akan jadi orang tua yang paling pengertian ya kan, sayang..... 

Sayang....... Aku ingin tetap mesra bersamamu, hingga tua. Tetap membisikkan kata cinta, meski pendengaran kita semakin berkurang. Jangan malu untuk sedikit berteriak di telingaku ya...?! Kau tahu, aku sangat suka mendengarkan ungkapan sayangmu. 

Ku ingin kita....... Tetap saling memanja, semampu tenaga yang masih kita miliki. Anak, cucu, ponakan dan keluarga kita pasti akan menyangi kita berdua, tapi percayalah aku yang paling tau cara memanjakanmu demikian engkau yang paling tau cara memantik binar di mataku. 

Bila waktu memang menggerus banyak hal..... Bila usia memang mengikis banyak hal..... Aku berharap, semoga itu bukan cinta dan kasih sayang kita. Bila memang tiada yang abadi..... Bila memang semua akan berakhir.....Bila memang semua akan terhenti..... Aku berharap, sepanjang waktu yang kita miliki, temani aku untuk melakukan yang terbaik untuk cinta yang kita punya. 

Menjadikan cinta dan hubungan yang kita bina sebagai anugerah paling indah dan paling berharga. Apapun boleh berhenti, tapi tidak dengan niatan tulus untuk saling mengasihi. 

Apapun boleh usai, tapi tidak dengan upaya gigih untuk saling mejaga, upaya gigih untuk saling membahagiakan. 

Sayang....... Hari ini, menit ini, detik ini, aku seperti bisa menatap proyektor besar tak bertepi, memutar film tak berjudul yang kita perankan, ada dua tangan keriput yang saling menggenggam. Tanganku dan tanganmu. Tapi ketika adegan berganti, saat film hampir usai, aku tak sanggup lagi menatapnya, semua menjadi kabur dan basah oleh Air Mata.

__________________________________________________ 

*-Ku ingin mencintai mu sepenuh hatiku, tapi tak bisa *-Ku ingin bersama mu selamanya, tapi takkan mungkin *-Ku ingin sehidup semati dengan mu, tapi semua itu gombal belaka *-Karena ku ingin hanya Allah dihati ku *-Yang Takkan Meninggalkan ku, Takkan Berpisah dan selama-lamanya krn semua itu bukan gombal *-Kalau pun aku mencintai mu, itu karena Allah *-Karena Dia-lah yang menggerakkan hati ku untuk menyayangi mu *-I love you..... because "Uhibbuka fillah"

wasalam...semoga manfaat....

Ukhti, Kamu Cantik Sekali


Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.

Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya.
Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali…
Kecantikan itu harta berharga, bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Ukhti, kamu cantik sekali…
Alangkah indah jika kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Ukhti, kamu cantik sekali…
Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu
Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi.
Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (HR. Muslim)

Wassalam.
Athaya Vhie Trie 
semoga manfaat...

Minggu, 24 April 2011

IBU KARTINI (Akhir Pemikiran Ibu Kartini)


Kartini dianggap sebagai pelopor perjuangan emansipasi di Indonesia. dan akhir-akhir ini namanya dihubung-hubungkan dengan kata feminisme.

Apa yang terlanjur lekat dengan sosok Kartini sebenarnya hanyalah sebagian proses hidupnya yang gelisah. Akhir proses kartini tak banyak terungkap. Pemikiran pada awal prosesnya-lah yang terlanjur lantang disuarakan sehingga lekat pada namanya. Padahal, menjelang akhir hayatnya, Pemikiran kartini telah banyak berubah.
  
KARTINI DULU

Ngga bisa disalahkan kalo ada orang yang beranggapan Kartini memperjuangkan emansipasi, mendobrak adat, dan berkiblat ke Barat, serta mengkritisi Islam. Pada awalnya, Kartini emang demikian. Inilah contoh surat-suratnya:

"...Orang kebanyakan meniru kebiasaan orang baik-baik, orang baik-baik itu meniru perbuatan orang yang lebih tinggi pula, dialah orang Eropa" [surat kepada Stella, 25 Mei 1899]
 
"Aku mau meneruskan pendidikan ke Holland, karena Holland akan menyiapkan aku lebih baik untuk tugas besar yang telah aku pilih." [surat kepada Ny Ovinksoer, 1900]

Tidak heran kalo Kartini punya pemikiran demikian. Gimana lagi? Temen surat-menyurat Kartini kebanyakan adalah orang barat yang hendak membaratkan kaum ningrat di Indonesia, dimana tujuan akhirnya adalah agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda pada jaman tersebut. Mari kita simak teman-teman korespodensi Kartini.  siapa sajakah mereka..?.

1. J.H. Abendon

Abendon ditugaskan oleh Belanda sebagai Direktur Deptemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan. Abendon banyak meminta nasihat dari Snouck Hurgronye (seorang orientalis yang pura-pura masuk islam untuk mencari cara mematikan semangat jihad umat islam di Indonesia). Menurut Hurgronye, golongan yang paling keras menentang penjajah Belanda adalah golongan Islam. Memasukkan peradaban Barat dalam masyarakat pribumi adalah cara yang paling jitu untuk mengatasi pengaruh Islam. Tidak mungkin membaratkan rakyat, kecuali jika ningratnya telah dibaratkan. Untuk tujuan itu, langkah pertama yang harus diambil adalah mendekati kalangan ningrat terutama yang menganut agama Islam untuk kemudian dibaratkan. Dan Hurgronye menyarankan Abendanon untuk mendekati Kartini.

2. Stella (Estelle Zeehandelaar)

Seorang wanita Yahudi, anggota militan pergerakan feminis di negeri Belanda saat itu.

3. Nellie Van Kol (Ny. Van Kol)

Ia adalah seorang penulis yang mempunyai pendirian humanis dan progresif. Dialah orang yg paling berperan dalam mendangkalkan aqidah Kartini. Pada awalnya, ia bermaksud untuk memurtadkan Kartini dengan kedatangannya seolah-olah sebagai penolong yang mengangkat Kartini dari ketidakpeduliannya terhadap agama. 
  
BERTEMU KYAI SHOLEH DARAT

Selain faktor teman buruk, kaum muslim di sekeliling Kartini juga punya pemahaman yang salah terhadap Islam. Mereka mengajarkan Islam tanpa memahamkan apa yang diajarkan. coba kita simak surat kartini kepada stella berikut ini.

"Bagaimana aku dapat mencintai agamaku kalau aku tidak mengerti dan tidak boleh memahaminya. Al Qur'an terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apapun. Disini tidak ada yang mengerti bahasa Arab. Orang-orang disini belajar membaca Al Qur'an tapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak mengerti apa yg dibacanya." [surat kepada Stella, 6 Nov 1899]

Perlu diketahui pada waktu pemerintahan Hindia Belanda umat muslim memang dibolehkan mengajarkan Al Qur'an dengan syarat nggak diterjemahin alias cuma belajar baca huruf arab (pengaruh ini masih dapat kita jumpai saat ini, dimana belajar Al-quran dianggap selesai ketika telah mampu membaca Al-quran dengan lancar sampai akhir walaupun tidak paham makna-nya -khataman-). Dan ini memang taktik belanda agar orang-orang Indonesia tidak paham terhadap Al-quran dan akhirnya mereka tidak akan angkat senjata kepada penjajah kafir belanda.

Suatu ketika Kartini berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati Demak. Saat itu sedang berlangsung pengajian bulanan khusus untuk anggota keluarga. Kartini ikut mendengarkan pengajian bersama wanita lain dari balik tabir. Kartini tertarik kepada materi yg sedang diberikan, tafsir Al Fatihah, oleh Kyai Saleh Darat. Setelah selesai pengajian, Kartini mendesak pamannya agar bersedia untuk menemaninya menemui Kyai Sholeh Darat. 

Kartini menceritakan bahwa selama hidupnya baru kali itulah dia sempat mengerti makna dan arti surat Al Fatihah, yang isinya begitu indah menggetarkan hati. Kemudian atas permintaan Kartini, Kyai Sholeh diminta
menerjemahkan Al Qur'an dalam bahasa Jawa di dalam sebuah buku berjudul Faidhur Rahman Fit Tafsiril Quran jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai surat Al Fatihah hingga surat Ibrahim. Buku itu dihadiahkan kepada Kartini saat dia (Kartini) menikah dengan R. M. Joyodiningrat, Bupati Rembang.

Kyai Sholeh meninggal saat baru menerjemahkan jilid pertama tersebut.Namun, Kartini hal ini sudah cukup membuka pikiran Kartini dalam mengenal Islam.

Tahu nggak? Sebenarnya ungkapan Habis Gelap Terbitlah Terang itu sebenarnya Kartini temukan dalam surat Al Baqarah ayat 257, yaitu firman Allah"...minazh-zhulumaati ilan-nuur" yang artinya "dari kegelapan-kegelapan (kekufuran) menuju cahaya (Islam)". Oleh Kartini diungkapkan dalam bahasa Belanda "Door Duisternis Tot Licht". dan kemudian oleh Armien pane yang menerjemahkan kumpulan surat-surat
Kartini diungkapkan menjadi "Habis Gelap Terbitlah Terang"


KARTINI KEMUDIAN

Kartini yang mulai mengenal islam pun berubah. Pandangannya terhadap Islam menjadi positif.

"Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai"  [surat kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902].

Kartini kemudian merumuskan arti pentingnya pendidikan untuk wanita, bukan untuk menyaingi kaum laki-laki seperti yang diyakini oleh pejuang feminisme dan emansipasi saat ini (sebenarnya lebih cocok disebut sebagai westernisasi), namun agar para wanita lebih cakap menjalankan kewajibannya sebagai Ibu. Kartini menulis dalam suratnya:

"Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi Ibu, pendidik manusia yang pertama-tama." [kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Okt 1902]

Dan tidak hanya itu, pandangannya terhadap Barat pun berubah. Kartini menulis; 

"Dan saya menjawab, Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kami mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah dan kami tetap beriman kepada-Nya. Kami ingin mengabdi kepada Allah dan bukan kepada manusia. Jika sebaliknya tentulah kami sudah memuja orang dan bukan Allah" [kpd Ny. Abendanon, 12Okt 1902]

"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah Ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah Ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat Ibu, terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [surat kepada Ny. Abendanon, 27 Okt 1902]

Kartini meninggal dalam usia muda 25 thn, empat hari setelah melahirkan putranya. Ia tak sempat belajar Islam lebih dalam. namun yang patut disayangkan kebanyakan orang mengetahui Ibu Kartini hanyalah sekedar
pejuang emansipasi wanita. Banyak orang yang nggak tahu perjalanan Kartini menemukan Islam dan perubahan pola pikirnya.


Smoga tulisan ini dapat menggugah kita untuk tahu lebih dalam tentang IBU KITA KARTINI, daripada sekedar peringatan tahunan tampa makna.  

(aboe anas disadur dari majalah Elfata)

Sumber:
http://kata2-hikmah-ofa.blogspot.com/2011/04/akhir-pemikiran-ibu-kartini.html

Ketika Pasangan Tak Seindah Harapan


Saat kita masih sendiri, pastilah tersirat dibenak kita untuk bertekad menjadi isteri shalihat yang taat dan selalu tersenyum manis. Kitapun selalu ingin memberikan yang terbaik bagi suami kelak sebagai jalan pintas menuju surga.

Figur isteri yang sholihah, taat, dan setia benar-benar terpatri kuat di benak kita. Maka, tatkala Allah SWT telah menakdirkan kita mendapat jodoh seorang Muslim yang sholih kita pun melangkah ke gerbang pernikahan dengan mantap. Begitu khidmat dan khusyu karena kesadaran penuh untuk beribadah dan menjadikan jihad dan syahid sebagai tujuan hidup berumah tangga.

Kini ketika telah menjalani kehidupan rumah tangga,  banyak hal-hal realistis yang harus dihadapi. Sifat, karakter, pembawaan, selera, dan kegemaran serta perbedaan latar belakang keluarga yang semula mudah terjembatani oleh kesatuan iman, cita-cita, dan komitmen ternyata lambat laun menjadi bahan-bahan perselisihan. Pertengkaran memang bumbunya perkawinan,tetapi manakala bumbu yang dibubuhkan terlalu banyak, tentu rasanya menjadi tajam dan tak enak lagi.
Berbagai masalah kehidupan dalam perkawinan harus dihadapi ketika mengetahui kenyataan bahwa pasangan tak seindah harapan, Bagi yang tidak siap dan atau menyiapkan diri, mereka seakan mengalami penderitaan kejiwaan berkepanjangan yang imbasnya akan menjalar terhadap perbuatan "anarkis" kepada diri dan orang- orang sekitarnya. Tak lupa pula, doa- doa patah hatipun dilantunkannya setiap hari.

Ternyata, ada banyak hal yang tak seindah bayangan semula. Antara harapan dan kenyataan ada terbentang satu jarak. Taman bunga yang dilalui ternyata pendek dan singkat saja. Cukup banyak onak dan duri siap menghadang.

Kekecewaan yang besar bersumber dari persepsi yang ideal yang kemudian menggiring kita pada gambaran2 indah tentang pasangan kita. Suami diharapkan bermental Super dan menjadi sosok pribadi yang istimewa layaknya Rasulullah SAW. Sedangkan Istripun juga dipersepsikan layaknya Ibunda Fathimah yang tanpa cela dalam mengabdi kepada suami.
Harapan yang besar tersebut seakan pula menghapus pemakluman atas segala kekurangan dari suami. Hal ini tentu saja bisa berdampak fatal, konflik bisa saja menjadi jadwal harian jika harapan itu berlawanan dengan fakta yang ditemukan di dalam sebuah rumah tangga

Lantas apakah berharap itu tidak boleh ? berharap sah-sah saja dan memanglah wajar, namun perlu diingat bahwa seseorang yang akan kita nikahi itu manusia bukan malaikat, banyak kekurangan yang mungkin terjadi di kemudian hari yang disebabkan oleh kekurangan2 dari pasangan kita tersebut..

Berkaca dari hal di atas, oleh karena itu tidak berlebihan apabila kita mensyarakatkan diri sendiri untuk bersikap ikhlas ketika akan menikah. Sikap ikhlas membuat kita lebih siap untuk menghadapi perbedan-perbedaan nanti. Selain itu, sikap ikhlas juga akan menumbuhkan prasangka baik kita kepada Allah.

Sikap ikhlas pun akan menumbuhkan sifat memaafkan dan berpikir positif. kita perlu menyadari bahwa semua orang berusaha hidup dengan cara yang paling baik menurut mereka, namun terkadang "kebaikan" itu mungkin kurang pas jika diterapkan untuk kita. Tapi satu hal yang harus tetap kita lakukan, cobalah mendidik diri sendiri untuk tetap menghargai niat baik mereka tersebut. Maka dengan memaafkan dan berpikir positif, semua akan kembali pada jalur yang semestinya.

Jika sikap semua hal tersebut semua telah mendarah daging, Alih –alih menyebabkan konflik atau kekerasan dalam rumah tangga, kejutan-kejutan yang terjadi kemudian, justru akan manambah benih-benih romantisme sehingga cinta dan dukungan kita terhadap pasangan kitamalah akan menjadi semakin besar. Dan kalau sudah begini Bukan tidak mungkin kita akan benar2 menikmati indahnya surga dunia.

Dan yang terakhir, untuk menghindari kekecewaan juga diperlukan sikap kita untuk mencintai pasangan kita dengan cinta yang proporsional. Karena jika kita memang harus menghadapi kenyataan bahwa pasangan kita hanyalah manusia lengkap dengan kekurangan dan kelebihannya, hati akan terasa lebih lapang dan kekecewaan dapat lebih mudah untuk direlakan karena besarnya pengertian bahwa tidak selamanya hidup itu indah.



(Syahidah)
sumber : www.voa-islam.com

Sebelum Engkau Halal Bagiku


Duhai kamu yang tercipta dari tulang rusukku....

Di belahan Bumi manapun kamu berada...Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu dengan bunga terindah sekalipun...Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah, tersempurna, dan tertinggi.....

Bagiku dirimu salah satu dari semua itu, karenanya kau tak membutuhkan persamaan.

Jangan pernah biarkan aku menatapmu penuh, karena akan membuatku mengingatmu......Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.....

Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku....Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari...

Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh Lumpur.Karena sesungguhnya dirimu terlalu suci...

Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung....Ada ingin tapi tak ada henti....Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani kusentuh...Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku karena sucimu kau pertaruhkan.

Mungkin kau tak peduli..Tapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku bila kau kalah....Dan tak lebih dari wanita biasa...Jangan pernah kau tatapku penuh...Bahkan tak perlu kau lirikkan matamu untuk melihatku.Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku seorang yang masih kotor...

Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah burukku...., mengenakan pakaian sutra emas....Meniru laku para ustadz..., meski hatiku lebih kotor dari lumpur....Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau termanipulasi....

Karena toh kau hanya manusia - hanya wanita -.Beri sepenuh diri pada sang lelaki suci yang dengan sepenuh hati membawamu ke hadapan Tuhanmu....Untuknya dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam kitab suci..., tak perlu dipikir lagi....

Tunggu sang lelaki itu menjemputmu..., dalam rangkaian khitbah dan akad yang indah....Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah...Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir dalam kitab suci.

Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas...Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu...., mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tak ada sampai kau mati....

Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di dunia fana saat ini. Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu, yang kau bangun dengan segala kekhusyu’an tangis do’amu....Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu.., tapi itu pilihan-Nya.

Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah. Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kau pilih,seperti kisah seorang wanita suci di masa lalu yang meminta ke-Islam-an sebagai mahar pernikahannya.

Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi.Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cinta dalam setiap denyut nadi kita.



from: Vicky
Zawiyah Sirul Barokah

Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik..

Pesan-pesan Al Quran Tentang Tujuan Hidup


Bismillahirrahmaanirahiim

Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan-pesan Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya

Nasehat ini untuk semuanya ..........
Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........
Untuk mereka yang belum memiliki arah.........
dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.
nasehat ini untuk semuanya.......
Semua yang menginginkan kebaikan.

Nikah itu ibadah.......
Nikah itu suci........... ingat itu......
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena
kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan.....
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan..... Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta....
Namun...... jika cinta engkau jadikan sbg landasan,
maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......
Niscaya engkau akan selamat, Tidak saja dunia, tapi juga akherat.......
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......
Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.

Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu".....
disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan.......
Jika ini kau lakukan "istanamu" tidak akan langgeng..

Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw....
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan
sorban, karena sang istri tercinta tdk mendengar kedatangannya.

Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan
tersaji dihadapannya ketika lapar........
Menjahit bajunya yang robek........

Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu".....
Disayang, dimanja dan dilayani suami......
Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu....
Jika itu engkau lakukan, "istanamu" akan menjadi neraka bagimu

Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engkau lakukan akan celaka....
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih,
tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu
tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena
menuruti kemauan sang istri.

Tegaslah terhadap istrimu.....
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya......
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth.....
Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu....

Didiklah istrimu...
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya......
Jadikan dia sebagaiKhadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang
suami Muhammad saw menerima tugas risalah.....

Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah...
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam....
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Jika engkau menjadi istri...
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu...
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah......
Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.

Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan..... Kecintaannya terhadapmu akan
memaksanya menjadi pendurhaka...... jangan..........

Jika engkau menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yang durhaka.

Mohonlah kepada Allah..........
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih.....
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....

Amin....

Indahnya Masa Penantian


Pernikahan bagaikan membuka tabir rahasia.....
Proses pencapaiannya melewati suatu perjalanan yang panjang...

Kadang, untuk menuju ke sana
Allah Yang Maha Bijaksana pun justru memberi kesusahan untuk menguji kita..
Tak jarang melukai hati..
hingga hikmahnya tertanam dalam..
Tak perlu kita pertanyakan, "Apa maksud Allah...?"
Karena andai kita berbesar hati dan mau mencerna
Allah punya alasan tersendiri yang belum kita mengerti...


Yang pasti,
jika kita kehilangan sesuatu...
Kita harus percaya bahwasanya ketika Allah mengambil sesuatu
Allah telah siap memberi yang lebih baik..

Menunggu....
itu satu pilihan..
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa...
Karena walaupun kita ingin cepat, kita tidak ingin sembarangan. ...
Walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita inginkan, kita tidak ingin kehilangan jati diri dalam proses pencarian...

Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu...
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu...
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu....

Tentunya, tetap lebih baik menunggu orang yang tepat..
orang yang kita inginkan..
orang yang dicintai dan mencintai..
ketimbang memaksa dan memuaskan diri dengan apa yang ada....
Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah...
Berani bertindak gegabah, layaknya berani menerima resiko....
Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat,
namun bisa saja musnah, juga dalam sesaat....!

Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan..
Itulah yang kelak mengajarkan kita kewajiban bersama...
Suami menjadi pelindung, istri penghuninya....
Suami adalah nahkoda kapal, istri navigatornya...
Suami bagai balita yang nakal, istri penuntun kenakalannya. ..
Saat suami menjadi raja, istri menikmati anggur singgasananya...
Seandainya suami supir yang lancang, sabarlah memperingatkannya. ..

Akan halnya...
Haruskah terus menunggu..?
Jawabannya ada pada diri kita...
Pastinya, menunggu mempunyai suatu tujuan yang mulia...
Menguji kadar iman dan takwa....
Belajar meniti sabar dan ridha....

Indahnya masa penantian dengan sabar dan ridha...
Subhanallah...



(dari sahabat)

Mencintai Ketidaksempurnaan


Wahai sahabat,

Apa yg membuatmu tertarik pada seseorang?
Apa yg membuatmu memutuskan untuk mencintai seseorang dengan segala kekurangannya?
Apa yg membuatmu memilih seseorang menjadi pendampingmu?

Duh… jawaban pertanyaan ini pasti telah ada didalam hati mu, dengan segala pertimbangan dan pemikiran yang dalam atau mungkin kamu hanya asal memilih/memutuskan?. Dan padahal sebelum memutuskan pilihanmu, kamu tentu menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya, lebih alim daripada pasanganmu tetapi mengapa kamu tetap memilih untuk mencintainya?

Dan perlu kamu ketahui perasaan cinta, simpatik, tertarik, akan selalu datang dalam berbagai kesempatan pada kehidupan kita. Tetapi mengapa kamu tetap memilih untuk mencintainya?

Mungkin kamu sudah tahu, mencari seseorang yang sempurna sesuai keinginan hati itu sulit, jadi mengapa kamu tetap mencarinya? ini bukanlah suatu keputusasaan tapi Mengapa kamu tidak mencari yang seseorang yang tidak sempurna kemudian menjadikannya menjadi sempurna sesuai hatimu?.
Dan perlu kamu ketahui, kita hadir di kehidupan ini tentunya bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai tetapi untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

Maka sudah menjadi tugasmulah Wahai sahabat,
Jika pasanganmu belum bersinar, maka tugasmulah memancarkan cahayanya. Jika pasanganmu belum sempurna, maka tugasmulah yang membuatnya sempurna menurut hatimu.jangan kau menuntut untuk mendapatkan bidadari/pangeran yang sempurna, tapi binalah dan tuntunlah pasanganmu agar menjadi bidadari/pangeran yang sempurna menurutmu.Dan akhirnya semua yang kamu inginkan akan menjadi sempurna tentulah karena keberadaanmu secara bersama.

Ya Rabb….Aku tidak meminta seorang yang sempurna, namun aku meminta seorang yang tidak sempurna, sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimata-MU..”.

Ya Rabb….Jika orang lain memohon kepada-Mu untuk menikah dengan orang yang mereka cintai, maka aku memohon kepada-Mu, lapangkan hatiku untuk mencintai orang yang kelak menikah denganku..”


(dari Milis)

Pernikahan itu Membuka Tabir Rahasia


Bagi para suami....

Pernikahan itu…
membuka tabir rahasia, bahwa isteri yang kita nikahi…
tidaklah secantik Zulaikha… tidaklah selembut Aisyah,
tidaklah setakwa Maryam… tidak pula setabah Fathimah,
apalagi semulia Khadijah…
akan tetapi dia hanyalah perempuan akhir zaman yang ingin memperbaiki diri, tuk belajar menjadi seorang wanita yang shalihah…
ia adalah wanita yang tidaklah sempurna, sehingga ia merasa sempurna ketika Allah menakdirkan kita hadir dalam kehidupannya, tuk selalu setia menemaninya saat senang maupun susah…

pernikahan itu… mengajarkan kita kewajiban bersama…
jika isteri menjadi tanah, kitalah langit penaungnya
jika isteri ladang tanaman, kitalah pagar penjaganya
jika isteri adalah murid, kitalah pembimbingnya
jika isteri bagaikan anak kecil, kitalah tempat bermanjanya
saat isteri menjadi madu, teguklah sepuasnya
seketika isteri menjadi racun, kitalah penawar bisanya
seandainya isteri tulang yang bengkok, maka lemah lembutlah saat meluruskannya …
pernikahan menyadarkan suami isteri, perlunya iman dan takwa, tuk bersama meniti sabar dalam menggapai ridha-Nya…


Bagi para istri.....

Pernikahan itu…
menyingkap tabir rahasia, bahwa suami yang kita nikahi…
tidaklah setampan Yusuf… tidaklah segagah Musa,
tidaklah setaat Ibrahim… tidak pula setabah Ayyub,
apalagi semulia Muhammad…

Akan tetapi dia hanyalah laki-laki akhir zaman yang ingin memperbaiki diri, tuk belajar menjadi seorang pria yang shalih…
ia adalah pria yang tiadalah sempurna, sehingga ia merasa sempurna ketika Allah menakdirkan kita hadir dalam kehidupannya, tuk selalu setia di sampingnya saat senang maupun susah…

Pernikahan itu… mengajarkan kita tanggung jawab bersama…
jika suami menjadi rumah, kitalah penghuninya
jika suami nahkoda kapal, kitalah pembaca petanya
jika suami bagai anak kecil yang nakal, kitalah penuntun kenakalannya
saat suami menjadi raja, nikmatilah anggur singgasananya
seketika suami menjadi bisa, kitalah penawar racunnya
seandainya suami sedang marah, maka bersabarlah saat memperingatkannya…
pernikahan menginsyafkan suami isteri, perlunya iman dan takwa, tuk bersama meniti sabar dalam mencari ridhaNya…

Pernikahan itu… bagaikan sebuah bahtera…
bahtera yang bersandar di pelabuhan itu memang aman dan nyaman, namun bukanlah itu tujuan dibuatnya bahtera… begitu pula bahtera rumah tangga, akan selalu ada terpaan gelombang yang menerjang, pun badai cobaan yang menghadang… kadang kecemburuan, kadang perselisihan, kadang fitnah, kadang perdebatan, kadang saling mendiamkan, kadang menipisnya kepercayaan, atau kadang tak sejalan… adalah hal yang lumrah dalam rumah tangga pernikahan… maka kesabaran, kerendah hatian, kelemah lembutan, berlapang dada, saling memahami dan saling memaafkan, adalah kunci utama tuk menjaga ikatan suci pernikahan…

Pernikahan itu… kebahagiaan sesungguhnya bukan pada…
menggunungnya harta yang kita kumpulkan, atau kelapangan hidup yang selalu kita dapatkan… apabila ternyata semua itu hanyalah cobaan, atas segala kelalaian kita akan kampung halaman abadi yang Dia janjikan… bila semua itu menjadikan kita hamba ketenaran, yang berlomba dalam kemewahan, tak peduli lagi mana halal mana haram, hingga tibanya hari yang dijanjikan… maka pada hari itu, para kekasih saling mengingkari, suami isteri yang di dunia dulu seperti putri dan pangeran, kini mereka bermusuhan dan saling menyalahkan… sebab mereka dahulu tidak saling melarang dalam keburukan… dan adakah kerugian yang lebih perih bila sampai kita digiring ke dalam neraka yang dinyalakan…

Pernikahan itu… kebahagiaan sesungguhnya ada pada…
barakahnya rezeki yang kita kumpulkan, serta diberikanNya kita petunjuk dalam keimanan, ketakwaan, dan ketaatan, hingga tibanya hari yang dijanjikan… maka pada hari itu, para kekasih saling dipertemukan, karena seorang kekasih akan bersama lagi dengan yang dikasihinya, seorang isteri akan kembali bersama suami yang dicintainya… sebab mereka dahulu saling bersabar dalam melakukan kebaikan… dan adakah keuntungan yang lebih indah dari diucapkannya salam yang iringi kita bersama orang-orang yang kita cintai tuk masuk ke dalam syurga abadiNya yang ditinggikan…

Pernikahan itu… bukanlah sebuah pertemuan…
antara malaikat dan bidadari…
melainkan pertemuan antara seorang adam dan seorang hawa…
yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan,
oleh karena itulah mereka saling melengkapi…
maka janganlah menuntut terlalu tinggi pada sang isteri
karena justru kita sendirilah yang akan tersentak, atas kekurangan diri…
ternyata kita bukan Rasulullah yang begitu adil dan bijaksana,
ternyata kita bukan pula Ali yang begitu berkasih sayang pada keluarga…

Maka janganlah menuntut terlalu tinggi pada sang suami
sebab justru kita sendirilah yang akan tersentak, atas kelemahan diri…
ternyata kita bukan Khadijah yang begitu sempurna dalam menjaga,
ternyata kita bukan pula Fathimah yang begitu setia dalam sengsara…

Mengapa kita terlalu mendamba isteri sehebat Khadijah, andai diri tak semulia Rasulullah…
mengapa kita terlalu mencari isteri secantik Bilqis, andai diri tak sehebat Sulaiman…
mengapa kita terlalu mengharap suami setampan Yusuf, andai kasih tak setulus Zulaikha…
mengapa kita terlalu mencari suami seteguh Ibrahim, andai diri tak setabah Hajar dan Sarah…
kita ini hanyalah lelaki dan perempuan akhir zaman, yang ingin saling memperbaiki diri tuk belajar menjadi pria dan wanita yang shalih dan shalihah… dan bersama membangun keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah…

By: Irfani Latif
from: milis uje jamaah

Penghalang Hidayah


Menurut Al-qur’an, ada 3(tiga) faktor umum penyebab ketergelinciran manusia pada keburukan. 3(tiga) hal inilah yang menghalangi manusia mendapatkan hidayah atau keuntungan spritual.

Pertama adalah Hawa Nafsu (nafsu amarah), menuruti semua keinginan dan memenuhinya tanpa pertimbangan akal sehat dan tidak memperhitungkan dampak serta pengaruhnya terhadap kebahagian dan kesengsaraan manusia. Menuruti insting seperti itu berarti menuruti kecenderungan hewani (bahimiyah).

Pertarungan melawan gejolak hawa nafsu adalah perjuangan besar. Pertarungan ini secara terus-menerus berlangsung didalam diri kita. Dan, seringkali nafsu amarah ini mampu menundukkan dan mengendalikan manusia.

Mawiawi dalam sebuah syairnya mengisyaratkan : “ Nafsu tidak ubahnya seperti ular, dia baru diam tatkala telah penuh kesedihan .”
Kedua adalah Dunia, sikap dan pandangan keliru manusia terhadap dunia merupakan salah satu penyimpangan manusia. Menjadikan dunia sebagai tujuan akhir, seraya melalaikan kebahagia abadi dan kehidupan akhirat.

Dunia menipu dan menyibukkan manusia. Jika manusia tenggelam didalam dunia, maka dia tidak ubahnya seperti orang yang menyelam dilautan kehinaan dan kelemahan, dia akan terus menyelam waktu demi waktu hingga akhirnya sampai pada kematian.

Dia tidak ubahnya seperti ulat sutra yang memintai benang disekelilingnya hingga akhirnya mati tercekik. Firman Allah SWT ; “Wahai Manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu dan janganlah sekali-kali setan yang pandai menipu memperdaya kamu tentang Allah..” (QS. Fathir [35];5).

Terakhir yang menghalangi manusia dari petunjuk adalah Syetan. Dari sudut pandang Al-qur’an, para setan(iblis dan pengikutnya) adalah entitas nyata yang selalu berusaha menyesatkan dan mendorong manusia kejurang keburukan.

Firman Allah SWT ;”Iblis menjawab ; “karena engkau telah menghukum saya karena tersesat, saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang, dari kanan dan kiri, dan engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS.Al-A’raf [7];16-17).

Iblis merealisasikan cita-citanya lewat hawa nafsu dan keterperdayaan manusia akan kehidupan dunia semata. Maka siapa yang terlena dengan kehidupan dunia, kita tau dengan siapa dia akan berkumpul nantinya di akhirat. Naudzu billah min zalik.



Artikel by : Ustadz Ahmad Al Habsyi
Sumber : republika

Lelaki Pilihan Allah Untukku


Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Duhai Lelaki Pilihan Allah Untukku....

Entah dengan apa ku harus menggambarkan segala rasaku padamu...

Tak cukup dengan untaian kata,dan barisan kalimat indah...

Tak mampu tergambar dengan pewarna apapun, semuanya terlalu indah...

Tak kan ada kanvas yang mampu membingkai semua warna tentangmu...

Karena kau begitu indah disini....dihatiku....

Tahukan betapa besar rasa syukurku,ketika Allah memilihku untuk menjadi pendampingmu...

Tak pernah ku merasa cukup mensyukuri nikmat itu...

Betapa bahagiaku ketika kau memilihku diantara sekian banyak bidadari yang jauh lebih indah di luar sana...

Kau tau dengan sangat tahu,aku hanya wanita dengan segala keterbatasan dan kau tetap memilihku...

Duhai Lelaki Pilihan Allah Untukku...

Tahukah engkau betapa buncahahan di dada ini seakan ingin meledak,membawaku ke awan yang hanya mampu ku ekspresikan dengan airmata...

Ketika dari lisanmu kau sebut namaku dalam lantunan ijab kabul yang suci...

Ketika itu pula ku abdikan diriku padamu,dengan segala ketundukan yang kumiliki...

dan Kau tau,bahwa akan ku patuhi inginmu selama tak bermaksiat pada Sang Maha Kasih,Robbul 'izzati....

Duhai Lelaki ku, penghìas mata dan hatiku...

Tak pernah ku lalui tiap hari, tiap jam, tiap detik kecuali kulalui hanya dengan jatuh cinta padamu...

Tak akan pernah berkurang rasa ini padamu,karena disini di hati ini kaulah yang terindah...

Dan akupun berharap dengan segala kekuranganku,kau sudi menjadikanku perhiasan terindah di mata dan hatimu...

Aku tau,diri ini tak jelita dan tak se cerdas Aisyah,apalagi setaqwa Khadijah, Namun sungguh ku akan mencintaimu seperti mereka,cinta yang terbingkai atas nama~NYA...

Duhai Pelipur Laraku...

Aku pun tahu betapa lelah dan penat harimu,bergelut dengan rutinitas kerjamu...

Kau lalui dengan penuh keikhlasan demi aku,demi anak~anak kita, demi kami amanahmu dari~NYA...

Sungguh,ketika kau lelap dalam tidurmu,aku menangis menatapmu dlm wajah lelahmu...

Betapa ku hargai tiap tetesan keringatmu, bukan berapa banyak yg telah kau beri,namun berapa banyak cinta dalam tiap tetes keringatmu,dalam tiap lelahmu... Dan aku selalu merasa cukup dengan itu...

Duhai Cintaku, Labuhan Hatiku..

Gandeng tanganku ke Jannah~NYA...

Jangan segan membangunkanku di 1/3 malam terakhir, bersama kita mengarungi samudra cinta~NYA dalam lautan dzikir...

Jangan pernah segan menegurku dalam tiap khilafku,aku adalah wanita biasa,ada kalanya ku berbuat salah padamu,maka bersabarlah padaku,jangan membentakku atau membiarkanku..

Kau tau aku adalah kaum yg tercipta dari tulang rusuk yang paling bengkok...

Ada kalanya aku akan membuatmu begitu marah,maka ketahuilah olehmu bahwa DIA menghendaki kau menasehatiku dengan hikmah,

Sungguh hatiku tetaplah wanita yang lemah pada kelembutan,namun jangan kau coba meluruskanku, krn aku akan patah, tapi... Jangan pula membiarkanku begitu saja,karena akan selamanya aku salah...

Tatap mataku dengan cintamu,
genggam tanganku dan nasihati aku dengan lembut...

Niscaya kau akan menemukanku tersungkur menangis dalam pangkuanmu... Dan maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku...

Duhai Kasihku Dunia Akhirat...

Kau adalah nahkodaku, kemana kau mengarahkan haluan rumah tangga kita,di situ pula aku akan mengikutimu...

Maka jadilah Imam yang baik untukku, Ajarkan aku mencintaimu Karena~NYA...

Ridholah padaku, maka Rabb kitapun akan ridho padaku...

Sesungguhnya Ridhomu adalah Ridho Illahi....

Mudahkanlah jalanku ke Jannah~NYA...

Karena bagiku kau adalah kunci Syurgaku...

Dari Ummu Salamah, Ia berkata :Rasulullah SAW bersabda "Seorang perempuan jika meninggal dan suaminya meridhoinya maka ia akan masuk Syurga"

Sungguh, cintaku padamu akan bertambah seiring ketakwaanmu pada~NYA,
dan akan berkurang dengan kemaksiatanmu pada~NYA...

"Aku mencintaimu karena Allah.."



(Kiriman Sahabat)

Air Mata Rindu (Kerinduan Bilal)


Langit Madinah kala itu mendung. Bukan mendung biasa, tetapi mendung yang kental dengan kesuraman dan kesedihan. Seluruh manusia bersedih, burung-burung enggan berkicau, daun dan mayang kurma enggan melambai, angin enggan berhembus, bahkan matahari enggan nampak. Seakan-akan seluruh alam menangis, kehilangan sosok manusia yang diutus sebagai rahmat sekalian alam. Di salah satu sudut Masjid Nabawi, sesosok pria yang legam kulitnya menangis tanpa bisa menahan tangisnya.
-----
Waktu shalat telah tiba. Bilal bin Rabah, pria legam itu, beranjak menunaikan tugasnya yang biasa: mengumandangkan adzan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Suara beningnya yang indah nan lantang terdengar di seantero Madinah. Penduduk Madinah beranjak menuju masjid. Masih dalam kesedihan, sadar bahwa pria yang selama ini mengimami mereka tak akan pernah muncul lagi dari biliknya di sisi masjid.

Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha ilallah.

Suara bening itu kini bergetar. Penduduk Madinah bertanya-tanya, ada apa gerangan. Jamaah yang sudah berkumpul di masjid melihat tangan pria legam itu bergetar tak beraturan.

Asy...hadu.. an..na.. M..Mu..mu..hammmad. ..

Suara bening itu tak lagi terdengar jelas. Kini tak hanya tangan Bilal yang bergetar hebat, seluruh tubuhnya gemetar tak beraturan, seakan-akan ia tak sanggup berdiri dan bisa roboh kapanpun juga. Wajahnya sembab. Air matanya mengalir deras, tidak terkontrol. Air matanya membasahi seluruh kelopak, pipi, dagu, hingga jenggot. Tanah tempat ia berdiri kini dipenuhi oleh bercak-bercak bekas air matanya yang jatuh ke bumi. Seperti tanah yang habis di siram rintik-rintik air hujan.

Ia mencoba mengulang kalimat adzannya yang terputus. Salah satu kalimat dari dua kalimat syahadat. Kalimat persaksian bahwa Muhammad bin Abdullah adalah Rasul ALLAH.

Asy...ha..du. .annna...

Kali ini ia tak bisa meneruskan lebih jauh. Tubuhnya mulai limbung. Sahabat yang tanggap menghampirinya, memeluknya dan meneruskan adzan yang terpotong.

Saat itu tak hanya Bilal yang menangis, tapi seluruh jamaah yang berkumpul di Masjid Nabawi, bahkan yang tidak berada di masjid ikut menangis. Mereka semua merasakan kepedihan ditinggal Kekasih ALLAH untuk selama-lamanya. Semua menangis, tapi tidak seperti Bilal. Tangis Bilal lebih deras dari semua penduduk Madinah. Tak ada yang tahu persis kenapa Bilal seperti itu, tapi Abu Bakar ash-Shiddiq ra. tahu. Ia pun membebas tugaskan Bilal dari tugas mengumandangkan adzan.

Saat mengumandangkan adzan, tiba-tiba kenangannya bersama Rasulullah SAW berkelabat tanpa ia bisa membendungnya. Ia teringat bagaimana Rasulullah SAW memuliakannya di saat ia selalu terhina, hanya karena ia budak dari Afrika. Ia teringat bagaimana Rasulullah SAW menjodohkannya. Saat itu Rasulullah meyakinkan keluarga mempelai wanita dengan berkata, ”Bilal adalah pasangan dari surga, nikahkanlah saudari perempuanmu dengannya." Pria legam itu terenyuh mendengar sanjungan Sang Nabi akan dirinya, seorang pria berkulit hitam, tidak tampan, dan mantan budak.

Kenangan-kenangan akan sikap Rasul yang begitu lembut pada dirinya berkejar-kejaran saat ia mengumandangkan adzan. Ingatan akan sabda Rasul, ”Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat.” lalu ia pun beranjak adzan, muncul begitu saja tanpa ia bisa dibendung. Kini tak ada lagi suara lembut yang meminta istirahat dengan shalat.

Bilal pun teringat bahwa ia biasanya pergi menuju bilik Nabi yang berdampingan dengan Masjid Nabawi setiap mendekati waktu shalat. Di depan pintu bilik Rasul, Bilal berkata, ”Saatnya untuk shalat, saatnya untuk meraih kemenangan. Wahai Rasulullah, saatnya untuk shalat.” Kini tak ada lagi pria mulia di balik bilik itu yang akan keluar dengan wajah yang ramah dan penuh rasa terima kasih karena sudah diingatkan akan waktu shalat.

Bilal teringat, saat shalat ’Ied dan shalat Istisqa’ ia selalu berjalan di depan Rasulullah dengan tombak di tangan menuju tempat diselenggarakan shalat. Salah satu dari tiga tombak pemberian Raja Habasyah kepada Rasulullah SAW. Satu diberikan Rasul kepada Umar bin Khattab ra., satu untuk dirinya sendiri, dan satu ia berikan kepada Bilal. Kini hanya tombak itu saja yang masih ada, tanpa diiringi pria mulia yang memberikannya tombak tersebut. Hati Bilal makin perih.

Seluruh kenangan itu bertumpuk-tumpuk, membuncah bercampur dengan rasa rindu dan cinta yang sangat pada diri Bilal. Bilal sudah tidak tahan lagi. Ia tidak sanggup lagi untuk mengumandangkan adzan.

Abu Bakar tahu akan perasaan Bilal. Saat Bilal meminta izin untuk tidak mengumandankan adzan lagi, beliau mengizinkannya. Saat Bilal meminta izin untuk meninggalkan Madinah, Abu Bakar kembali mengizinkan. Bagi Bilal, setiap sudut kota Madinah akan selalu membangkitkan kenangan akan Rasul, dan itu akan semakin membuat dirinya merana karena rindu. Ia memutuskan meninggalkan kota itu. Ia pergi ke Damaskus bergabung dengan mujahidin di sana.

Madinah semakin berduka. Setelah ditinggal al-Musthafa, kini mereka ditinggal pria legam mantan budak tetapi memiliki hati secemerlang cermin.
----
Jazirah Arab kembali berduka. Kini sahabat terdekat Muhammad SAW, khalifah pertama, menyusulnya ke pangkuan Ilahi. Pria yang bergelar Al-Furqan menjadi penggantinya. Umat Muslim menaruh harapan yang besar kepadanya.

Umar bin Khattab berangkat ke Damaskus, Syria. Tujuannya hanya satu, menemui Bilal dan membujuknya untuk mengumandangkan adzan kembali. Setelah dua tahun yang melelahkan; berperang melawan pembangkang zakat, berperang dengan mereka yang mengaku Nabi, dan berupaya menjaga keutuhan umat; Umar berupaya menyatukan umat dan menyemangati mereka yang mulai lelah akan pertikaian. Umar berupaya mengumpulkan semua muslim ke masjid untuk bersama-sama merengkuh kekuatan dari Yang Maha Kuat. Sekaligus kembali menguatkan cinta mereka kepada Rasul-Nya. Umar membujuk Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan.

Bilal menolak, tetapi bukan Umar namanya jika khalifah kedua tersebut mudah menyerah. Ia kembali membujuk dan membujuk. ”Hanya sekali”, bujuk Umar. ”Ini semua untuk umat. Umat yang dicintai Muhammad, umat yang dipanggil Muhammad saat sakaratul mautnya. Begitu besar cintamu kepada Muhammad, maka tidakkah engkau cinta pada umat yang dicintai Muhammad?”

Bilal tersentuh. Ia menyetujui untuk kembali mengumandangkan adzan. Hanya sekali, saat waktu Subuh..

Hari saat Bilal akan mengumandangkan adzan pun tiba. Berita tersebut sudah tersiar ke seantero negeri. Ratusan hingga ribuan kaum muslimin memadati masjid demi mendengar kembali suara bening yang legendaris itu.

Allahu Akbar, Allahu Akbar
Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadarrasulullah

Sampai di sini Bilal berhasil menguatkan dirinya. Kumandang adzan kali itu beresonansi dengan kerinduan Bilal akan Sang Rasul, menghasilkan senandung yang indah lebih indah dari karya maestro komposer ternama masa modern mana pun jua. Kumandang adzan itu begitu menyentuh hati, merasuk ke dalam jiwa, dan membetot urat kerinduan akan Sang Rasul. Seluruh yang hadir dan mendengarnya menangis secara spontan.

Asyhadu anna Muhammadarrasulullah

Kini getaran resonansinya semakin kuat. Menghanyutkan Bilal dan para jamaah di kolam rindu yang tak berujung. Tangis rindu semakin menjadi-jadi. Bumi Arab kala itu kembali basah akan air mata.

Hayya ’alash-shalah, hayya ’alash-shalah

Tak ada yang tak mendengar seruan itu kecuali ia berangkat menuju masjid.

Hayya ‘alal-falah, hayya ‘alal-falah

Seruan akan kebangkitan dan harapan berkumandang. Optimisme dan harapan kaum muslimin meningkat dan membuncah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar

Allah-lah yang Maha Besar, Maha Perkasa dan Maha Berkehendak. Masihkah kau takut kepada selain-Nya? Masihkah kau berani menenetang perintah-Nya?

La ilaha illallah

Tiada tuhan selain ALLAH. Jika engkau menuhankan Muhammad, ketahuilah bahwa ia telah wafat. ALLAH Maha Hidup dan tak akan pernah mati.
----
Tahun 20 Hijriah. Bilal terbaring lemah di tempat tidurnya. Usianya saat itu 70 tahun. Sang istri di sampingnya tak bisa menahan kesedihannya. Ia menangis, menangis dan menangis. Sadar bahwa sang suami tercinta akan segera menemui Rabbnya.

”Jangan menangis,” katanya kepada istri. ”Sebentar lagi aku akan menemui Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatku yang lain. Jika ALLAH mengizinkan, aku akan bertemu kembali dengan mereka esok hari.”

Esoknya ia benar-benar sudah dipanggil ke hadapan Rabbnya. Pria yang suara langkah terompahnya terdengar sampai surga saat ia masih hidup, berada dalam kebahagiaan yang sangat. Ia bisa kembali bertemu dengan sosok yang selama ini ia rindukan. Ia bisa kembali menemani Rasulullah, seperti sebelumnya saat masih di dunia.
----)(----

Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah.....

Marilah Setiap detak-detik jantung..,
selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...

Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik..

(dari sahabat)

Aku Ingin Dicintai Karena Allah


 Jika kau mencintaiku karena kecantikanku
 Menyejukkan setiap mata yang memandangnya
 Kemudian aku bertanya
 Saat kecantikan itu memudar ditempuh usia
 Seberapa pudarkah kelak cintamu padaku?

 Jika kau mencintaiku karena sifatku yang ceria
 Menjadi semangat yang menyala di dalam hati mu
 Kemudian aku bertanya
 Bila keceriaan itu kelam dirundung duka
 Seberapa muram cintamu kan ada?

 Jika kau mencintaiku karena ramah hatiku
 Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu
 Kemudian aku bertanya
 Kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka
 Seberapa mampu cintamu memendam praduga?

 Jika kau mencintaiku karena cerdasnya diriku
 Membuatmu yakin pada putusanku
 Kemudian aku bertanya
 Ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua
 Seberapa bijak cintamu tuk tetap mengharapku?

 Jika kau mencintaiku karena kemandirian yang ku miliki
 Menyematkan rasa bangga mu yang mengenalku
 Kemudian aku bertanya
 Jika di tengah itu rasa manjaku tiba menyeruak
 Seberapa tangguh cintamu tuk tetap bersamaku?

 Jika kau mencintaiku karena tegarnya sikapku
 Menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu
 Kemudian aku bertanya
 Andai ketegaran itu rapuh diterpa badai
 Seberapa kuat cintamu bertahan?

 Jika kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan
 Menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam
 Kemudian aku bertanya
 Kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat
 Seberapa kau mampu mengerti cinta ini?

 Jika kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku
 Menambah dalamnya rasa cinta semakin kau mengenalku
 Kemudian aku bertanya
 Mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku
 Seberapa besar cinta mampu memaafkan?

 Jika kau mencintaiku karena keteguhan imanku
 Bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya
 Kemudian aku bertanya
 Kala iman itu jatuh menurun
 Seberapa berkurang akhirnya cintamu padaku?

 Jika kau mencintaiku karena
 Ku yang tlah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat
 Kemudian aku bertanya
 Pun hati ini tergoncang
 Seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?

 Andai sejuta alasan tak cukup
 Untuk membuat cinta ini tetap bersama diriku
 Maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cinta ini....

 Aku ingin kau cintai karena Allah..
 Karena Dia kan selalu ada tuk menjaga
 Maka cintaku kan tetap utuh dan setia
 Hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu
 Karena cintaku berpulang pada-Nya..

untuk dia yang ku ingin dia mencintaiku, kata yang ingin kuucap, kupegang dan kupertahankan.. setelah walimatul ursy’..


sumber : unknown

Menanti Belahan Jiwa


Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian daripada sketsa hidup dan kehidupan kita sekalian hamba di dunia ini.

Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan hingga mencipta keresahan dan kebimbangan.

Kedukaan kerana kerinduan yang teramat sangat dalamnya menyebabkan kepedihan yang menyesakkan ruang dada.

Jiwa yang rapuh pun mengadu, berkeluh-kesah pada alam serta isinya, bertanya di manakah pasangan jiwa berada. Lalu hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagai anak kecil yang kehilangan ibunya.

Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah seorang hamba ??? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tidak boleh dipisahkan lagi.

LETIH... Sungguh letih jiwa raga. Sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa hampa tanpa tahu adakah belahan jiwa di luar sana? ??

NAMUN.. kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja karena masih ada akhirat yang kekal abadi.

Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi oleh dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemui pasangan jiwanya, Insya Allah akan dipertemukan suatu hari nanti.

Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai mengubah pandangan kepada Pemilik Cinta.

Berserahlah kepada Maha Pemurah. Kembalikan segala urusan hanya kepadanya, karena DIA Maha Memberi dan Maha Pengasih.

Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya dicurahkan kepada Pemilik Hati.

Tak usah membandingkan diri dengan orang lain karena DIA pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meskipun adakalanya kita sekalian hamba tidak menyadarinya.

Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa.

Menangislah karena air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam.

Jadikan hidup ini penuh dengan harapan yang baik kepada Pemilik Jiwa. Bersiap menghadapi putaran waktu hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Maha Pencipta.

Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tidak akan lari ke mana karena sejak roh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu telah tersurat.

Sabarlah, bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dan malam senantiasa indah dengan sinar lembut rembulan dipagar bintang.

Senyum dan hapuskanlah air matamu serta hilangkanlah lara di jiwa. Terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan kehidupan yang kau jalani. Hingga, kelak kau akan rasakan tidak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat bersendirian.

Duhai hati.. bersabarlah.. Insya Allah.. tetap berusaha memperbaiki diri.. semoga diri ini segera menjadi sayap kiri kaum adam.. sehingga dapat terbang bersama dengan lengkap.. untuk mendapatkan ridho ILLAHI.. terbang ke syurga ILLAHI.. amin ya Rabbal 'alamin


(kiriman sahabat)

Menangis di Malam Pertama


"Saat malam pertama... aku menangis," kata seorang rekan kerja bercerita kepada kami. Suasana santai pada waktu itu mendadak berubah mendengar penuturannya. Sebagian dari kami sudah tidak sabar untuk tahu apa sebabnya. Menghela nafas panjang, ada apakah gerangan. Mengapa seorang laki-laki menangis di saat-saat yang seharusnya membahagiakan seperti itu?

"Kenapa kau malah menangis di saat bahagia seperti itu?," akhirnya keluar juga pertanyaan itu. Pertanyaan yang sebetulnya ada dalam diri semua orang yang mendengar cerita ini.

"Aku menangis karena terbebani dengan pikiran bagaimana caraku mengembalikan hutang untuk resepsi siang tadi." Jawabnya polos. Setelah itu ia pun meneruskan ceritanya lebih detail. Tentang resepsi pernikahannya yang menghabiskan biaya besar. Tentang kemampuan finansialnya saat itu. Sudah berlalu beberapa tahun memang. Tapi ia baru menceritakannya di kesempatan ini.

Ada sebuah hikmah berharga dari apa yang dialami kawan saya tadi. Banyak kita dapatkan kejadian yang hampir sama. Mungkin hanya keberadaan tangisnya yang berbeda. Karena tuntutan sosial, gengsi, atau keinginan agar menjadi momen luar biasa yang tiada taranya, kita terjebak pada sikap berlebih-lebihan saat melangsungkan walimah; resepsi pernikahan.

Maka tidak sedikit yang kemudian memilih gedung megah untuk pernikahannya. Membuat undangan yang lux dan mahalnya luar biasa. Dekorasi kelas tinggi dengan segala ornamennya yang gemerlap. Bahkan menambahkan acara hiburan dalam walimah itu sebagai suguhan yang mengundang decak kekaguman. Semuanya menjadi memberatkan. Kemampuan finansial sebenarnya belum menjangkaunya. Tapi demi motif yang melatarinya, ia pun rela berhutang. "Biarpun resikonya harus melunasi selama bertahun-tahun," begitu tekad awalnya, "akan kulakukan". Maka yang terjadi kemudian adalah penyesalan...

Ada juga yang memiliki keinginan seperti itu tapi belum genap keberanian sehingga langkahnya masih terhenti. Dalam pikiran ia telah memiliki ruang harapan sekelas itu, namun kekhawatiran masih menggelayuti. Biasanya terjadi pada mereka yang kemampuan finansialnya lebih rendah lagi. Maka akibatnya adalah menunda genapnya separuh agama itu. Menunda dan menundanya lagi. Untuk mahar sebenarnya tidak ada masalah karena budaya Indonesia tidak seperti budaya Arab yang mensyaratkan mahar bernilai puluhan juta. Kemampuan memberikan nafkah kebutuhan primer pun sebenarnya sudah dimiliki. Namun mereka tidak berani melakukan akad mulia yang digambarkan sebagai mitsaqan ghaliidha itu karena dihantui pikirannya sendiri. Ia belum mampu membiayai walimah sekelas bayangan yang selalu menghiasi hari-harinya.

Entah dari mana asal muasal walimah mewah yang justru memberatkan atau malah membuat takut menikah seperti itu. Yang jelas, walimah di dalam Islam yang terpenting adalah i'lan-nya: pengumuman pernikahan, sehingga masyarakat tahu bahwa lelaki muslim dan wanita muslimah telah menikah, menjadi keluarga baru.

Maka kita pun mendapatkan banyak riwayat betapa simple-nya walimah di zaman Rasulullah. Mudah, ringan. Tidak memberatkan. Murah, tetapi tetap meriah. Misalnya ketika Abdurrahman bin Auf menikah. Rasulullah memerintahkannya mengadakan walimah: "Adakanlah walimah walaupun hanya dengan seekor kambing." Begitu sabda beliau. Saat itu Abdurrahman bin Auf sedang merintis bisnisnya di Madinah. Sebelumnya ia orang yang kaya raya. Kelak juga menjadi orang yang lebih kaya raya lagi; raja bisnis di Madinah. Rasulullah tahu potensi Abdurrahman bin Auf seperti itu. Namun beliau tidak pernah menyuruh Abdurrahman bin Auf menggelar walimah besar-besaran entah dengan hutang atau apa, toh Abdurrahman bin Auf punya potensi membayarnya. Tidak. Rasulullah tidak pernah menyuruhnya berhutang.

Demikian pula kebiasaan Rasulullah sendiri. Dengarlah Anas bin Malik radhiyallaahu anhu menceritakan: "Tidaklah aku saksikan bagaimana Rasulullah menyelenggarakan walimah untuk istri beliau seperti yang aku saksikan saat beliau menikahi Zainab. Baliau menyembelih seekor kambing." Hadits riwayat Imam Bukhari ini menyiratkan betapa walimah dengan seekor kambing sudah termasuk istimewa. Betapa sederhananya dibandingkan relaitas kita hari ini.

Maka bagi Antum yang belum menikah, sesuaikanlah walimah dengan kemampuan finansial antum dan jangan berlebih-lebihan. Semoga tidak ada lagi pengantin yang menangis di malam pertama karena mikir walimah. Dan semoga bukan alasan walimah yang membuat sebagian kita belum juga menikah. [Muchlisin]



sumber: muchlisin.blogspot.com

Bagaimana Mengungkapkan Cinta


Dalam berumah tangga, mengungkapkan cinta kepada suami/istri adalah sesuatu yang sangat penting. Dengan mengungkapkan cinta, kita secara pribadi berarti memupuk cinta. Dan bagi suami/istri, ungkapan cinta itu bisa jadi sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu.

Ungkapan cinta akan membuat kehidupan rumah tangga semakin harmonis. Sebab ia adalah pembangun jiwa. Pengungkapan cinta juga akan menegasikan sekat-sekat yang selama ini menjadikan hubungan suami istri dalam sebuah keluarga datar, atau bahkan kaku.

Lalu bagaimana cara mengungkapkan cinta itu? Berikut diantaranya:

1. Ungkapkan cinta dengan bahasa verbal
Bahasa verbal adalah bentuk komunikasi yang sangat biasa di lakukan dalam interaksi apapun di dunia ini. Tetapi anehnya, mengungkapkan cinta secara verbal menjadi sesuatu yang berat dan sulit dilakukan bagi sebagian orang. Termasuk keluarga Islam. Seakan-akan ia tabu. Padahal jika kita memulainya, ia akan menjadi pengungkap cinta yang indah rasanya.

Bagi istri, ungkapan verbal dari suaminya, “Aku mencintaimu, sayang...”, “Aku suka jika ummi memakai baju ini, cantik”, “Warna baju kamu sangat serasi, sayang”, “Makanan ini sangat lezat, bikin makin sayang nih” dan sejenisnya, amat disukai. Demikian juga ungkapan istri “Aku sayang kamu, Mas”, “Abi gagah sekali kalau pakai baju ini”, dan sejenisnya juga sangat disukai suami.

Rasulullah juga mencontohkan ungkapan-ungkapan cinta dengan bahasa verbal kepada istrinya. Beliau bahkan memanggil Aisyah dengan humaira “yang pipinya kemerah-merahan”.

2. Ungkapan cinta dengan ungkapan non verbal
Senyuman, wajah ceria, belaian kasih sayang, kemesraan hubungan, mimik muka yang cerah, dan sikap yang lembut adalah ungkapan cinta secara non verbal. Para suami yang biasanya kaku atau tegas, perlu melatih untuk bersikap demikian. Seperti Umar, meskipun ia gagah dan keras saat di luar rumah, ia menjadi lelaki lembut dan manja saat bersama istri di rumah.

Perhatikan hadits ini: “Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu.” (HR. Bukhari Muslim)

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Menurut hadits ini, sesuatu yang mubah itu apabila dilakukan dengan tujuan mencari ridha Allah, maka akan menjadi ketaatan. Hal ini telah diperingatkan dengan tradisi duniawi yang sangat kecil, yaitu menyuapkan makanan ke mulut istri, karena biasanya hal semacam itu hanya terjadi ketika bercanda atau bergurau. Namun demikian, pelakunya mendapatkan pahala apabila untuk tujuan yang benar, maka bagaimanakah lagi bila melebihi dari yang demikian?”

Menyuapkan makanan ke mulut istri adalah ungkapan kecintaan non verbal. Demikian pula menyuapi suami bagi istri. Pernahkah Anda melakukan selain saat suami/istri sakit? Sesekali Anda perlu mencobanya.

3. Ungkapkan cinta dengan kesetiaan
Kesetiaan adalah harta yang sangat mahal pada zaman ini. Sementara perselingkuhan menjadi demikian marak. Seakan penyakit menular yang cepat menyebar. Ungkapkanlah cinta Anda dengan kesetiaan. Setia bahwa dia adalah istri yang Anda cintai. Tidak ada wanita lain di luar pernikahan yang ada dalam hati Anda. Begitupun bagi istri, suami adalah satu-satunya lelaki yang ada dalam jiwa.

Ada bentuk pengkhianatan terselubung dalam pernikahan saat ini. Yaitu saat lelaki berumah tangga dengan istrinya, tetapi ia membayangkan orang lain sebagai cintanya. Pun istri yang mengidamkan lelaki lain dalam kehidupannya. Kondisi semacam ini jika sudah terbawa dalam alam bawah sadar, kadangkala terucap dalam igauan saat tidur atau perkataan secara tak sadar. Jika itu yang terjadi, maka perselisihan yang akan mendominasi. Lalu bagaimana keluarga bisa sakinah, mawaddah wa rahmah?

4. Ungkapkan cinta dengan kecemburuan proporsional
Cemburu itu penting dan perlu hadir dalam rumah tangga. Asalkan ia proporsional. Kecemburuan proporsional yang tertangkap oleh suami/istri juga menjadi sinyal kecintaan yang ia terima.

Dalam hadits disebutkan, “Di antara kecemburuan itu ada yang disuka Allah dan ada yang dibenci Allah. Yang disukai Allah adalah kecemburuan yang berisi keraguan sedangkan yang dibenci Allah adalah kecemburuan yang tidak ragu-ragu lagi.” (HR. Abu Dawud)

Bagi istri, kecemburuan proporsional ini hadir saat ada keikutsertaan wanita lain dalam sesuatu yang (seharusnya) khusus bagi dia dengan suaminya. Sedangkan kecemburuan yang tidak ada sebabnya adalah dilarang.

Contohnya cemburu yang proporsional ini seperti apa yang diriwayatkan Imam Bukhari. Yakni ketika istri Umar menjalankan shalat Subuh dan Isya berjamaah. Orang bertanya kepadanya “mengapa engkau keluar padahal Umar pencemburu?” Ia menjawab “Umar tidak melarangku karena ia mendengar Rasulullah pernah bersabda “janganlah engkau melarang hamba-hamba perempuan Allah untuk datang ke masjid-masjid-Nya.”

5. Ungkapkan Cinta dengan Hadiah
Hadiah, khususnya di momen-momen tertentu adalah ungkapan cinta yang indah dan cepat ditangkap oleh suami/istri. Hadiah tidak harus selalu berupa materi yang mahal harganya. Bahkan ciuman kecil disertai kalimat yang indah merupakan hadiah. Apalagi jika ada bentuk materi yang menyertainya.

Saat istri berhasil menghafal surat atau juz baru, misalnya. Pemberian hadiah saat itu tepat sekali. Juga ketika ada prestasi atau hari-hari bersejarah dalam pernikahan.

sumber : muchlisin.blogspot.com

Ketika Aku Harus Memilih


Aku pernah berfikir, bahwa setiap manusia pasti ingin memiliki seorang kekasih. Kekasih yang akan terus bersamanya, sehidup semati, dalam suka maupun duka tak akan terpisahkan. Sekarang, aku memilih amal sholeh sebagai kekasihku. Karena ternyata hanya amal sholeh-lah yang akan terus menemaniku, bersamaku, bahkan menemaniku dalam kuburku, kemudian amal sholehku pula lah yang menemaniku menghadap Allah.

Aku pernah berfikir, setiap manusia pastilah punya goresan masalah dengan manusia lain, sehingga wajar jika manusia memiliki musuh masing-masing. Kini aku memilih menjadikan setan sebagai musuh utamaku, sehingga aku lebih memilih melepaskan kebencian, dendam, rasa sakit hati, dan permusuhanku dengan manusia lain.

Aku pernah selalu kagum pada manusia yang cerdas, dan manusia yang berhasil dalam karir, atau kehidupan duniawinya. Sekarang aku mengganti kriteria kekagumanku ketika aku menyadari bahwa manusia hebat dimata Allah, adalah hanya manusia yg bertaqwa. Manusia yg sanggup taat kepada aturan main Allah dalam menjalankan hidup dan kehidupannya.

Dulu aku akan marah dan merasa harga diriku dijatuhkan, ketika orang lain berlaku zhalim padaku, menggunjingkan aku, menyakiti aku dengan kalimat kalimat sindiran yg disengaja untuk menyakitiku. Sekarang aku memilih utk bersyukur dan berterima kasih, ketika meyakini bahwa akan ada transfer pahala dr mereka untukku jika aku mampu bersabar... Dan aku memilih tidak lagi harus khawatir, karena harga diri manusia hanyalah akan jatuh dimataNya, ketika dia rela menggadaikan dirinya untuk mengikuti hasutan setan.

Dulu aku yakin, degan hanya khatam Al Qur'an berkali kali maka jiwaku akan tercerahkan. Kini aku memilih untuk mengerti dan memaknai artinya dengan menggunakan ilmu dan akalku, dengan mengaktifkan qolbuku dan mengamalkannya dalam keseharianku, maka pencerahan itu baru bisa aku dapatkan.

Ketika aku harus memilih...bantu aku Yaa Allah ya Rabbi, untuk selalu memilih yg benar dimataMu.

Ketika harus memilih pendamping hidupku satu saat nanti, aku pasrahkan semuanya kepadaMu Robbi, yang tahu mana yang terbaik untuk hidupku... :) Semoga kau memberikan yang terbaik dari seluruh makhluk yang telah kau ciptakan..

Allahuma Amin..


sumber : senandungkasihdilangit.blogspot.com

Aku Menunggumu


Ini bukan sekedar kata-kata agar kamu jatuh hati padaku, namun ini adalah kejujuranku. Mengapa aku berkata seperti ini? Karena aku menyukai orang-orang yang mencintaiNya. ... yang mencintai RasulNya... dan denganmu... kuharap keteguhanmu bisa mengajakku serta untuk semakin mencintaiNya. ..

Aku merindukanmu karena Allah

Ini bukan untaian rahasia dalam hatiku untuk memikatmu. Mengapa aku berkata seperti ini? karena aku tahu... mengucapkan ikrar suci itu menyempurnakan hidupku. Dan... Pernikahan adalah sunnah Rasullullah dan Rasulullah adalah kekasih Allah. Cinta adalah anugerahNya yang ditumbuhkan dihati orang-orang yang dikehendakiNya. Bagaimana aku tidak merindukan kehadiranmu wahai kekasih.... to come in my life ???

Aku menunggumu karena Allah

Ini bukan rajutan perasaan untuk sebuah penantian. Mengapa aku berkata seperti ini? Karena aku tahu, diriku terlalu banyak kekurangan.. . dan karenanya... aku butuh seseorang yang lebih halus untuk menaklukkan hatiku yang tegas dan yang lebih tangguh untuk menguatkan hatiku yang lemah dengan ijinNya...

Aku tahu... terlalu banyak yang harus aku perbaiki... karenanya, aku menunggumu untuk menjadi pendamping hidupku... aku menunggumu untuk lebih membimbingku dengan tulusmu... untuk lebih mengajariku dengan sabar hingga kenikmatan imanku terhadapNya semakin dalam dengan ijinNya.... disetiap harinya... untuk selama-lamanya Amin...

Aku tahu, dalam hatiku... aku tak ingin hidup sendiri, karenanya, aku berharap... Allah menganugerahkan padaku seorang imam untuk berbagi banyak hal dan menerima apa adanya diriku beserta keluargaku.. . Kekasih... bila Engkau benar-benar ada dalam hidupku... semoga Allah memantapkan hati kita dan mendekatkan kita dijalan yang lebih Ia Ridhoi
Amin...

Aku mencintaimu karena Allah... aku merindukanmu karena Allah dan aku menunggumu karena Allah... diraga manakah jiwamu bersemayam?? ? Dari sini aku menatap jejakmu dengan raga yang menari bersama angin... diantara gemuruh ombak kerinduanku Rasakan getarku... yang membiarkan selarik bintang menemanimu serta untuk menjemputku. .. meski mungkin tak ada peta yang bisa dirimu genggam... ijinkan bisik hatiku sebagai petunjuk arahmu dengan ijinNya...

Ya Rabbi... redamkanlah rinduku dijalan yang terbaik menurut Engkau untuk dunia dan akhiratku Amin....
Bila kerabat dan teman tak lagi cukup untuk menemani kehidupanku. .. maka hari itu adalah yang aku tunggu... apakah dia, jawaban itu???


Sumber : taarrufllallahi.blogspot.com

Ketika Bunga Di Taman Sebelah Lebih Indah


Setiap orang pasti mendambakan pasangan yang idaman yang sempurna. Entah sempurna itu dilihat dari segi akhlak mahupun paras ataupun kriterianya yang lain.

Orang cantik takkan habis menghiasi dunia. Orang tampan pun akan senantiasa ada. Anak-anak yang lucu akan membesar menjadi manusia dewasa yang menarik, cantik dan tampan. Walaupun tak menggoda, ada saja hati yang akan tergoda melirik, bahkan menginginkan. Walaupun telah ada seseorang yang setia mendampingi.

Cinta datangnya dari hati karena cinta berkaitan keserasian hati dua insan. Ketika kita telah menemuinya, maka jagalah dengan berusaha sekuat hati. Jagalah hati pasanganmu. Jika kita inginkan jodoh terbaik maka jadilah yang terbaik karena jodoh itu sebagian daripada kita

Allah akan berikan pasangan yang terbaik kepada hambannya, walaupun kadangkala tidak sama dengan doa yang dipanjatkannya.  Pasanganmu akan berasal dari tulang dan daging kita sendiri , dan kita akan melihat diri kita sendiri di dalam dirinya dan kita berdua akan menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana kita dan pasangan kita akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain. Tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid..

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Suatu pernikahan seharusnya membuat hati tenang selama qanaah menghiasi hati. Apa artinya ucapan, “Aku meminangmu karena agamamu…” jika ternyata setiap makhluk cantik yang boleh membuat mata seorang suami melotot. Apa artinya ucapan, “Aku menerima pinanganmu karana agamamu…” jika masih mengagumi ketampanan atau harta benda yang dimiliki lelaki lain.

Tiada manusia yang sempurna. Jika suatu pernikahan itu syaratnya harus membuatkan orang sempurna, maka mungkin tidak ada pernikahan yang berjaya di dunia ini. Ketidaksempurnaan pasangan tidak harus menjadikan alasan  dalam pernikahan. Banyak hal di dunia ini yang tetap boleh berjalan walaupun tak sempurna. Bahkan kesempurnaan tak pernah menjamin kebahagiaan.

Jika telah ada seseorang yang mendampingimu, maka ialah yang terbaik. Jika “milik” orang lain nampak lebih baik, yakinlah bahwa itu bukan yang terbaik untukmu, karena memang Allah tidak mentakdirkannya untukmu. Jika Allah telah takdirkan, jagalah semampumu. Dunia ini hanya ujian, bersabarlah.

Jika kita mencintai seseorang jagalah hatinya..
Jangan pernah kita sakiti hatinya
Rawatlah hatinya dengan cinta yang ada di dalam hatimu..
Siramlah dengan air asmara jika hatinya kering
Cinta tidak akan abadi jika diantara kita
Tak memiliki rasa perhatian dan pengertian
dan Cinta akan hancur
Jika kau panah dengan busur ego dan cemburu mu..

Jagalah hati pasangan kita masing – masing
Dengan seluruh jiwa ragamu bila kita benar2 mencintainya
dan cinta juga boleh memberikan semangat..
Tapi cinta juga boleh menyakitkan bila menusuk hati..
bahkan sakitnya melebihi tubuh yang tertusuk pisau..
karena cinta telah menyembunyikan pisaunya..
janganlah sekali – kali  engkau bercinta bila kau tidak tahu apa arti cinta yang sesungguhnya..
karena jika kau tidak tahu apa arti cinta yang sesungguhnya,
maka bukan cinta abadi yang kau dapatkan..
melainkan hanya sakit hati yang mendalam yang kau dapat.
Karena cinta itu hanya kebahagiaan sesaat
apabila kau tak tahu arti cinta yang sesungguhnya..

Memang kadangkala bunga ditaman sebelah itu kelihatan lebih indah… tetapi sebenarnya bunga ditaman sendiri itu lebih berharga.. jagalah bunga yang telah kita miliki janganlah disia-siakan ia karena kita akan sangat menyesal ketika kita telah kehilangannya…


(dari sahabat)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More