Intense Debate Comments

Kamis, 10 Maret 2011

JIka Sayang Tak Tertampakkan

Diam senjataku saat hati gemuruh merindunya.
Sesekali ingin aku berontak atas rasa yang harus tertahan.
Ada lelah yang tergurat dalam detak nadi perjuangan.
Merenung,
Menangis,
Bahkan ingin teriak sekerasnya.


Namun inilah fitrah yang harus dijejaki.
Rasa itu hadir menyusup halus ke kedalaman hati.
Tak ku pungkiri indah nian taman hati saat cinta mulai menari-nari.
Namun syaitan pengganggu kian kuat juga menari mengganggu isi hati.


Saat angin rindu tersampaikan pada hatiku
Ingin jua rinduku ku sampaikan pada deburan ombak yang berkejaran untuk tersampaikan padamu.
Rasamu juga tertanam dalam rasaku.
Namun rasa yang terhias dengan sayang tak pantas terucap kini.

Marah dan melemah itu mungkin yang terjadi padamu.
Namun sikapku belum kau pahami.

Duhai yang kusayang dalam hati.
Jika mulut tak terucapkan sayang untukmu.
Jika sikap tak sampaikan sayang untukmu.
Cukuplah kini hati yang menyayangimu dengan tidak mengatakn jua rindu dan sayang padamu.
Karna tak pantaslah itu terucap dan tertampakan sebelum khitbah kau kumandangkan.

Fahamilah..
Menyayangi itu bukan mengatakan sayang sebelum halal karna justru tu menjerumuskan.
Namun setelah halal barulah sayang itu wajib di persembahkan.

Wallahu'alam


***N.A'viewh'***

Sudah Baca Artikel Dibawah ini?

0 komentar:

Related Posts with Thumbnails
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More